This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Selasa, 08 Juli 2008

Mobil Buatan Syria "Syam" Diluncurkan: Dimana Yah Belinya??

Damascus, ibu koto Syria sekarang ini sedang lagi panas-panasnya dalam pembangunan. Hotel-hotel, real estate dan lain sebagainya bermunculan bak kacang goreng. Bisik punya bisik, hal itu karena booming harga minyak di Teluk, sehingga banyak pengusaha teluk yang menginvestasikan dana berlebih mereka di investasi jangka panjang di Syria dan negara-negara murah lainnya.

Ternyata bukan itu saja, Sryia juga mulai melakukan terobosan dalam mendorong industrialisasi di negaranya. Caranya dengan membuat produk mobil murah buatan dalam negeri.

Maka lahirlah mobil mereka "Sham" seperti yag tampak dalam gambar di atas.anggun dan keliatannya murah??? Duh di mana yah bisa belinya?


Share:

Jalan Ke Irbid, Wisata Studi

Saat jalan-jalan ke Irbid sebuah tempat di Jordan yang menjadi pusat pendidikan Yarmou University, yang tampak di pinggir jalan adalah pemandangan perkebunan nan hijau. Yordania memang terinspirasi untuk menghijaukan padang pasirnya dan wilayah menuju Irbid adalah tanah yang lumayan subur dibandingkan daerah lain di Yordania

Irbid sebenarnya hanya kota kecil saja. Setidaknya itu yang nampak dari pemandangan sekilas. Contohnya dengan apa yang nampak di stasiun bus Irbid.enumpang hanya sedikit saja dan itupun butuh waktu yang lama untuk menunggunya. Jadi teringat dengan kabupaten Humbang Hasundutan di Sumatera Utara. Stasiunnya sepi dan seakan tidak percaya kalau suatu saat akan ada bus yang lewat.

Seorang teman yang kuliah di Yarmouk University menjadi guide kami dalam perjalanan. Dari stasiun Yarmouk University itu sangat dekat dengan taksi yang dipakai beramai-ramai. Jadi seperti angkot yang mempunyai satu tujuan dengan rute tertentu.

Setelah nongkrong sebentar di depan fakultas ekonomu, yang katanya tempat "mejeng" paling utama di kampus tersebut, karena fakultas ekonomi menampung mayoritas kalangan atas Irbid, kamipun berjalan ke rektorat untuk encari informasi kuliah paska.

"Sial" ternyata udah tutup, jadi harus nunggu 7 bulan lagi di bulan september. Udah nggak ap-apa. sambil pulang kami menyempatkan diri untuk pergi ke warnet. Sekilas kami melihat situs kampus yang ternyata sangat mahal itu... hmmm tertarik kuliah di Yarmouk ??? klik situsnya sebagai berikut.
Share:

Senin, 07 Juli 2008

Yudhoyono supports efforts to empower Indonesians overseas

07/07/08 14:18



Kuala Lumpur (ANTARA News) - Visiting President Susilo Bambang Yudhoyono said he fully supported efforts to empower Indonesian nationals overseas so that they too could contribute to their country`s progress, his spokesman said.

The head of state really appreciated the initiative to improve the cooperation networks among Indonesian nationals abroad, presidential spokesman Dino Patti Djalal said after accompanying the president at a meeting with Indonesian youths in Kuala Lumpur on Monday.

"The president met with a number of Indonesian youth representatives in Malaysia who have just conducted a seminar on the occasion of the 100th anniversary of National Awakening," Dino said.

At the meeting with Yudhoyono, the youth representatives presented the results of their seminar to the president as an input for the government.

According to Dino, one of the recommendations which was responded to positively by the president was a plan to set up a networking system among Indonesian people abroad, especially in Malaysia.

"The president fully supports the idea to make the networking system because it is of great importance for Indonesia`s progress," Dino Pati Djalal said.

President Yudhoyono and his entourage arrived here at 4.35 on Sunday evening for a D-8 (group of eight developing countries) summit.

His entourage was made up of Trade Minister Mari Elka Pangestu, Environment Minister Rahmat Witoelar, Chief of the Indonesian Chamber of Commerce and Industry (Kadin) MS. Hidayat and Chief of the Investment Coordinating Board (BKPM) M. Luthfi.

D-8 is a group of developing countries that have formed an economic development alliance. The group was established at meeting in Istanbul, Turkey, on June 15, 1997.

On Monday afternoon, the Indonesian head of state will hold a bilateral meeting with Malaysian Prime Minister Abdullah Ahmad Badawi to discuss cooperation between the two countires.
Share:

Selasa, 29 Januari 2008

Indonesia Di Jordania

Wajah Indonesia di Yordania


Oleh Wartawan ”SH”
HERMAN HAKIM GALUT

AMMAN —- Tanggal 25 September 2003, misi kebudayaan Indonesia yang diwakili kelompok seni Griya Seni Ekayana yang berbasis di Jakarta mementaskan sejumlah tarian dan lagu tradisional Indonesia di depan Princes Sumaya El-Hassan atas nama ayahnya Prince El-Hassan bin Talal dan Dubes Indonesia untuk Yordania Ribhan A. Wahab. Undangan memadati gedung kesenian Al-Hussein Cultural Center. Keesokan harinya, kelompok ini tampil di sebuah sekolah elite di Amman.

Acara dibuka dengan pementasan tari Langgam Jakarta. Pada bagian akhir tarian, dua penari menyerahkan bingkisan kepada Princes Sumaya, selaku dewan pembina hubungan kebudayaan antara Indonesia dan Kerajaan Yordania. Acara berlanjut dengan pementasan tarian Tambulilingan dari Bali, disusul lagu-lagu tradisional, lalu Galuik Piring dari Sumatera Barat, Ganjen Kipas dari Jakarta, Trunajaya dari Bali, Jaipong dari Jabar, Saman dari Aceh.

Penonton tertarik pada masing-masing tarian. Namun, karena ”tata letak” acara kurang sesuai tuntutan psikis untuk suatu tontonan misi kebudayaan, penampilan secara menyeluruh dari pementasan dua jam itu, boleh dikatakan kurang memuaskan.

Misalnya saja. Sembilan lagu tradisional yang kesemuanya diborong Yoppy, tidak memberikan greget sedikit pun kepada penonton karena untaian acaranya yang kurang pas menyebabkan daya tariknya hilang.

”Pementasan ini adalah politik kebudayaan,” kata wartawan SH dalam percakapan dengan seorang diplomat Indonesia seusai pementasan. Jadi, teknik pementasannya harus berdasar pada kaca mata politik negara (baik Indonesia maupun Yordania sebagai tuan rumah) dengan tidak harus mengorbankan seni. Tema pembicaraan selanjutnya berpusat kepada keluhan mengapa Tarian Saman yang sangat dinamik, tempo gerak tinggi, kompak, ekspresif, dan teatrikal ini harus diletakkan pada bagian akhir acara ketika sebagian besar tamu VIP meninggalkan pementasan?

Mengapa misi kebudayaan kita masih terkungkung pada hegemoni kebudayaan dengan mengidentikkan diri lewat tarian lemah gemulai dari Jawa? Tarian Jawa perse adalah sangat indah, eksotis, incredible, anggun, klasik dan adiluhung. Namun, akan sangat membosankan apabila dalam sebuah misi kebudayaan, tarian Jawa yang sebagian besar berlatar belakang Hindu itu mendominasi seluruh acara.

Seorang diplomat perempuan Republik Rakyat Cina sangat mengagumi tarian Indonesia meski dari raut muka dan sorot matanya mengisyaratkan etika diplomat ketika kepadanya ditanyakan apa pendapatnya tentang acara itu secara keseluruhan.

Dia hanya tertawa saja

Sebagai misi kebudayaan, seluruh penampilan itu baik adanya. Artinya, Departemen Luar Negeri dan departemen terkait di Indonesia harus merumuskan secara persis apa formula yang pas untuk menampilkan wajah Indonesia di luar negeri secara kebudayaan.

Belum Memuaskan

Namun, apalah arti sebuah keberhasilan misi kebudayaan negara apabila keberhasilan itu tidak didukung fakta yang hidup dalam hubungan antar-negara. Katakankah antara Indonesia dan Yordania.

Dalam percakapan Dubes Wahab dengan wartawan Indonesia, dia mengakui sejumlah hal yang belum memuaskan dalam hubungan kedua negara. ”Dalam sebuah kasus kita temukan, kontainer berisi furniture yang diimpor dari Indonesia sudah berlumut. Singkatnya sudah rusaklah,” kata Dubes Wahab. Dalam sebuah kasus yang lain disebutkan, seorang pengusaha Indonesia tidak membayar utang sebesar US$ 15 juta kepada rekan bisnisnya di Yordania. ”Kalau sudah utang ya..utang. Ini, malah dibawa ke pengadilan. Ruwet jadinya,” kata Dubes. Dia meminta dengan sangat untuk merahasiakan nama orang dan perusahaan yang terlibat dalam kasus ini.

Ini di sektor perdagangan. Sektor tenaga kerja lebih gawat lagi. Tenaga Kerja Indonesia di Yordania berjumlah 5.000 orang. Sebagian besar di antaranya pembantu rumah tangga. Setiap hari KBRI di Amman menampung TKW bermasalah. Celakanya lagi, diplomat Indonesia harus merogoh kantong pribadi untuk memberi makan TKW. Mereka tinggal sementara di KBRI dengan menempati sebuah kamar besar di basement. Kamarnya cukup mewah, bahkan sangat mewah untuk ukuran TKW.

Menurut Firdaus Dahlan, atase ekonomi KBRI, pemerintah c/q Deplu membentuk sebuah mekanisme kerja yang mengintegrasikan beberapa departemen ke dalam sebuah tim kerja. Ujung tombaknya adalah KBRI yang bertindak sebagai penengah antara penyedia tenaga kerja di Indonesia dan majikan di Yordania. Paling tidak, KBRI menjadi semacam penasihat hukum dalam hubungan kerja TKW dan majikan mereka di Yordania. Firdaus memberikan contoh formulir kontrak kerja kepada wartawan. ”Mari kita belajar dari Sri Lanka. Di bandar udara, paspor mereka diperiksa. Kalau belum beres, dipulangkan,” kata Firdaus.

Masalah utama yang menimpa TKW adalah pemalsuan alamat, nama dan paspor. ”Bayangkan hebatnya cara kerja agen tenaga kerja di Indonesia. Mereka bisa menaruh foto di paspor orang lain. Jadi, paspornya tidak palsu, tetapi foto orangnya dipalsukan,” demikian pengakuan sejumlah karyawan KBRI baik yang local staff maupun home staff.
Firdaus mengatakan, sulit bagi tim pemantau untuk mengecek alamat dari TKW bermasalah karena data dipalsukan. Di sinilah letak kesulitan semua KBRI di luar negeri bahkan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi sendiri.

Dipersulit Sendiri

Pengalaman yang dipetik dari pementasan misi kebudayaan, kasus bisnis antara pengusaha Indonesia dan Yordania, dan keterkatungan nasib TKW di Yordania akhirnya bermuara pada satu hal: secara pribadi, orang Indonesia itu sangat hebat, dikagumi dan dihormati. Namun, secara institusi, orang Indonesia dipersulit oleh sesama Indonesia. Analoginya terlihat pada tari dalam misi kebudayaan yang dipentaskan di Amman itu. Tarian perse dikagumi orang asing, namun menjadi tontonan yang membosankan apabila tarian-tarian itu dikemas dalam paket pertunjukan. Ya itu tadi....ingat diri, ingat suku.

Di atas segalanya, melihat kerja diplomat Indonesia di KBRI Amman, besar kemungkinan dalam misi kebudayaan selanjutnya, segalanya berubah. Titik tolak perubahaan adalah pergeseran persepsi terhadap apa yang disebut Indonesia yang selama ini diidentikkan dengan gemulai, kemayu, dan lamban. Padahal, orang Indonesia bisa selincah penari Saman dari Aceh.
Share:

Imigran Gelap

Sponsor

Berita DEKHO

Recent Posts